Jangan sampai hype-mu rusak! Ini 3 daftar Game Open World terbaik yang misinya ternyata Game repetitif. Simak ulasan Game yang bikin kecewa!
Game Open World itu harusnya jadi surga bagi para gamer. Kita dijanjikan dunia yang luas, kebebasan eksplorasi, dan petualangan tanpa batas. Kita bisa naik gunung, berenang di lautan, berburu, bahkan menemukan lore tersembunyi. Sensasinya? Tentu saja imersif banget! Teknologi grafis next-gen di konsol dan PC Steam saat ini membuat dunia Game Open World terlihat makin realistis.
Namun, ada satu penyakit kronis yang sering banget menjangkiti Game Open World berukuran raksasa: misi yang repetitif. Bayangkan kamu sudah menghabiskan waktu 50 jam eksplorasi, tapi misi sampingan (side quest) yang kamu temukan cuma itu-itu saja: fetch quest (ambil barang), go to X and clear the camp (pergi ke titik X dan bersihkan musuh), atau collect 10 of this and that (kumpulkan 10 benda ini dan itu).
Ketika sebuah Game yang kamu beli dengan harga mahal dan dinilai “terbaik” ternyata gagal di aspek gameplay yang paling mendasar—variasi misi—rasanya pasti kecewa banget. Di artikel ini, kita bakal bongkar 3 Game Open World yang secara visual dan teknis memang dewa, tapi misinya seringkali terasa seperti pengulangan yang membosankan.
1. Ketika Kualitas Dunia Game Tak Sebanding dengan Tugasnya
Desain dunia Game Open World saat ini sudah mencapai level yang luar biasa. Kita bisa melihat detail dedaunan, tekstur bangunan kuno, hingga simulasi cuaca yang sangat realistis. Ambil contoh, Game dengan grafis Teknologi Apple retina display atau PC high-end. Indah? Tentu saja. Tapi apa gunanya dunia yang indah kalau quest di dalamnya terasa hampa?
Banyak developer saat ini terjebak dalam obsesi ukuran. Mereka membuat peta sebesar mungkin, tapi lupa bahwa setiap jengkal peta itu harus diisi dengan content yang unik dan bermakna. Akibatnya, mereka menggunakan copy-paste misi yang sama ratusan kali. Ini bukan lagi gameplay, tapi pekerjaan rumah yang wajib di-checklist.
Sayangnya, kejenuhan karena Game repetitif ini seringkali membuat gamer berhenti bermain sebelum tamat. Mereka sudah lelah melakukan Game yang sama berulang-ulang tanpa reward emosional yang sepadan.
2. Game Terbaik yang Terjebak Rutinitas Checklist
Berikut adalah tiga Game Open World yang meskipun diakui punya kualitas visual dan engine luar biasa, misinya seringkali mengundang kritik karena terlalu repetitif.
A. Game Aksi-Petualangan (Contoh Klasik: Open World Ubisoft)
Meskipun Game dari franchise besar ini seringkali punya setting sejarah yang menarik (misalnya Mesir Kuno, Yunani, atau era Viking) dengan grafis Game yang memukau, penyakit repetitif selalu muncul di misi sampingan.
- Penyakitnya: Misi utama mungkin menarik, tapi begitu kamu mulai eksplorasi side quest, kamu akan menemukan skema yang sama: Naik menara (tower) untuk membuka peta, lalu pergi ke markas musuh (bandit camp), bunuh semua musuh, dapat loot yang biasa saja, lalu pindah ke markas musuh berikutnya. Tugas yang kamu kerjakan terasa generik dan kurang ada kaitannya dengan narasi besar Game. Sayangnya, grinding repetitif ini seringkali diperlukan untuk menaikkan level karakter agar bisa melanjutkan misi utama.
B. Game RPG Sci-Fi Masif (Contoh: Misi Collectibles)
Beberapa Game RPG Sci-Fi yang sangat ambisius dan luas juga tidak luput dari masalah ini. Game ini menawarkan cerita utama yang kompleks dan pilihan dialog yang mempengaruhi alur. Namun, di luar misi utama, dunia Game terasa kosong dan diisi dengan fetch quest yang membosankan.
- Penyakitnya: Kamu diminta mengumpulkan puluhan item langka yang tersebar di peta besar tanpa adanya puzzle atau tantangan yang unik. Hanya sekadar perjalanan panjang ke titik peta, ambil barang, dan kembali. Eksplorasi pun terasa sia-sia karena reward-nya tidak sebanding dengan waktu yang dihabiskan. Ini membuat dunia Game yang seharusnya futuristik dan keren, terasa seperti gameplay jadul.
C. Game Survival Post-Apocalyptic (Contoh: Basis Musuh yang Sama)
Di Game Open World bertema survival di mana kamu harus berhadapan dengan zombie atau mutant, rasa repetitif muncul dari desain basis musuh.
- Penyakitnya: Setiap markas atau sarang yang harus kamu bersihkan memiliki tata letak dan jenis musuh yang hampir sama. Meskipun kamu berada di lokasi yang berbeda di peta Game, tujuan dan cara membersihkannya selalu identik. Padahal, Game survival harusnya mengedepankan kreativitas dalam bertahan hidup. Ketika musuh dan tantangan terasa template, tantangan Game akan hilang dan hanya menyisakan kebosanan.
3. Trik Game untuk Menyelamatkan Pengalaman Bermain
Lalu, bagaimana cara menikmati Game Open World yang misinya repetitif tanpa merasa bosan?
- Fokus pada Main Quest: Jika side quest-nya terasa repetitif, tinggalkan saja. Prioritaskan misi utama dan side quest yang jelas-jelas punya tanda narasi yang kuat (misalnya, diisi oleh cutscene atau dialog yang mendalam).
- Buat Tantangan Sendiri: Ubah cara kamu bermain Game. Misalnya, di Game aksi, coba selesaikan misi hanya dengan stealth (sembunyi-sembunyi), atau batasi diri untuk hanya menggunakan senjata tertentu. Ini memaksa kamu untuk berinovasi dan membuat gameplay jadi unik, mengatasi rasa repetitif dari Game itu.
- Nikmati Roleplaying: Anggap dunia Game itu adalah kanvas. Alih-alih mengejar checklist, habiskan waktu untuk roleplaying—misalnya, coba kembangkan Food & Travel di dalam dunia Game tersebut atau habiskan waktu memotret pemandangan dengan HP atau gadget di dalam Game. Ini mengalihkan fokus dari misi Game yang membosankan.
Kesimpulan
Game Open World memang menjanjikan kebebasan, tapi kebebasan itu harus diisi dengan content yang bervariasi. Kecewa memang wajar, tapi jangan biarkan misi Game yang repetitif merusak pengalaman bermainmu secara keseluruhan. Terapkan trik di atas, dan jadikan pengalaman Game kamu lebih berharga!
